Kriteria desain untuk struktur bangunan tahan gempa mensyaratkan bahwa bangunan harus didesain agar mampu menahan beban gempa 500 tahunan berdasarkan SNI 03-1726-2002, sedangkan berdasarkan SNI yang terbaru SNI 03-1726-201x mensyaratkan 2500 tahunan, Dalam prosedur berdasarkan SNI gempa, struktur bangunan tahan gempa pada prinsipnya direncanakan terhadap beban gempa yang direduksi dengan suatu faktor modifikasi respons struktur ( R )
yang merupakan representasi tingkat daktilitas yang dimiliki struktur. Dengan penerapan konsep ini, pada saat gempa kuat terjadi elemen-elemen struktur bangunan tertentu yang dipilih di perbolehkan mengalami plastifikasi sebagai sarana untuk pendisipasian energi gempa yang diterima struktur. Elemen-elemen tertentu tersebut pada umumnya adalah elemen-elemen struktur yang keruntuhannya bersifat daktail. Elemen-elemen lain yang tidak diharapkan mengalami plastifikasi haruslah tetap berperilaku elastis selama gempa kuat terjadi.
Selain itu, urutan keruntuhan yang terjadi haruslah sesuai dengan yang direncanakan. Salah satu cara untuk menjamin agar keruntuhan yang diinginkan dapat terjadi adalah dengan menggunakan konsep desain kapasitas.Pada konsep desain kapasitas tidak semua elemen struktur dibuat sama kuat terhadap gaya dalam yang direncanakan, tetapi ada elemen-elemen struktur atau titik pada strukturyang dibuat lebih lemah di bandingkan dengan yang lain. Hal ini dibuat demikian agar elemen atau titik terpilih tersebutlah kegagalan struktur akan terjadi di saat beban maksimum bekerja pada struktur.
Untuk menjamin agar proses plastifikasi hanya terjadi pada elemen-elemen terpilih maka elemen-elemen struktur yang diharapkan tetap elastis pada saat gempa kuat terjadi harus didesain lebihkuat dari pada elemen-elemen terpilih tersebut. Untuk mencapai hal ini, maka pada perencanaan elemen struktur yang diharapkan tetap elestis perlu diaplikasikan faktor overstrenght (kuat lebih). Keruntuhan yang terjadi kemudian harus diperiksa melalui suatu analisis push-over, urutan keruntuhan yang terjadi haruslah sesuai dengan yang direncanakan.
Perlu diperhatikan bahwa struktur bangunan diharapkan tidak runtuh pada saat terjadi gempa kuat. Untuk menjamin hal itu elemen-elemen struktur bangunan yang diharapkan mengalami plastifikasi harus diberi detailing penulangan yang memadai agar perilakunya tetap stabil walaupun telah mengalami deformasi yang besar. Ketentuan detailing yang diterapkan dalam SNI 03-2847-02 untuk struktur beton bertulang pada dasarnya dibedakan berdasarkan tingkat resiko kegempaan di daerah dimana srtuktur berada. Semakin tinggi resiko kegempaan pada struktur bangunan yang berada di daerah tersebut.
yang merupakan representasi tingkat daktilitas yang dimiliki struktur. Dengan penerapan konsep ini, pada saat gempa kuat terjadi elemen-elemen struktur bangunan tertentu yang dipilih di perbolehkan mengalami plastifikasi sebagai sarana untuk pendisipasian energi gempa yang diterima struktur. Elemen-elemen tertentu tersebut pada umumnya adalah elemen-elemen struktur yang keruntuhannya bersifat daktail. Elemen-elemen lain yang tidak diharapkan mengalami plastifikasi haruslah tetap berperilaku elastis selama gempa kuat terjadi.
Selain itu, urutan keruntuhan yang terjadi haruslah sesuai dengan yang direncanakan. Salah satu cara untuk menjamin agar keruntuhan yang diinginkan dapat terjadi adalah dengan menggunakan konsep desain kapasitas.Pada konsep desain kapasitas tidak semua elemen struktur dibuat sama kuat terhadap gaya dalam yang direncanakan, tetapi ada elemen-elemen struktur atau titik pada strukturyang dibuat lebih lemah di bandingkan dengan yang lain. Hal ini dibuat demikian agar elemen atau titik terpilih tersebutlah kegagalan struktur akan terjadi di saat beban maksimum bekerja pada struktur.
Untuk menjamin agar proses plastifikasi hanya terjadi pada elemen-elemen terpilih maka elemen-elemen struktur yang diharapkan tetap elastis pada saat gempa kuat terjadi harus didesain lebihkuat dari pada elemen-elemen terpilih tersebut. Untuk mencapai hal ini, maka pada perencanaan elemen struktur yang diharapkan tetap elestis perlu diaplikasikan faktor overstrenght (kuat lebih). Keruntuhan yang terjadi kemudian harus diperiksa melalui suatu analisis push-over, urutan keruntuhan yang terjadi haruslah sesuai dengan yang direncanakan.
Perlu diperhatikan bahwa struktur bangunan diharapkan tidak runtuh pada saat terjadi gempa kuat. Untuk menjamin hal itu elemen-elemen struktur bangunan yang diharapkan mengalami plastifikasi harus diberi detailing penulangan yang memadai agar perilakunya tetap stabil walaupun telah mengalami deformasi yang besar. Ketentuan detailing yang diterapkan dalam SNI 03-2847-02 untuk struktur beton bertulang pada dasarnya dibedakan berdasarkan tingkat resiko kegempaan di daerah dimana srtuktur berada. Semakin tinggi resiko kegempaan pada struktur bangunan yang berada di daerah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar