Struktur
bangunan tahan gempa pada umumnya didesain terhadap gaya gempa yang lebih rendah daripada gaya
gempa rencana. Hal ini dimungkinkan karena struktur didesain untuk berperilaku
inelastik pada saat menahan beban gempa rencana. Namun, walaupun struktur
bangunan berperilaku inelastik, struktur bangunan tidak boleh mengalami
keruntuhan pada saat menerima beban gempa rencana atau bahkan beban gempa yang
lebih besar. Untuk dapat menjamin hal tersebut,
perilaku inelastik struktur
harus direncanakan dengan baik. Salah satu metoda desain yang dapat digunakan
untuk tujuan ini adalah metoda desain kapasitas.
Metoda
desain kapasitas pada dasarnya diaplikasikan pada perancangan struktur bangunan
tahan gempa dengan tujuan agar bentuk-bentuk keruntuhan yang sifatnya getas
tidak muncul dalam mekanisme disopasi energi yang dihasilkan oleh struktur.
Agar tujuan ini dapat dicapai maka perlu dirancang suatu rencana keruntuhan
sedemikian hingga hanya bentuk-bentuk keruntuhan yang daktil yang muncul.
Keruntuhan lentur merupakan contoh bentuk keruntuhan yang sifatnya daktil,
sedangkan keruntuhan geser pada umumnya bersifat getas. Untuk mencegah terjadi
nya keruntuhan geser, suatu elemen struktur pendisipasi energi biasanya
dirancang dengan kekuatan geser yang lebih tinggi daripada gaya geser maksimum
yang mungkin timbul pada saat elemen struktur mengembangkan kapasitas
lenturnya. Prosedur desain yang berlandaskan pada metode desain kapasitas ini
umum diaplikasikan pada perancangan elemen-elemen struktur balok, kolom, join
dan dinding.
Bentuk
keruntuhan dapat diilustrasikan melalui konsep rantai. Bilamana masing-masing
cincin rantai menggambarkan mekanisme keruntuhan yang ada pada struktur beton,
maka rantai akan runtuh pada cincin yang terlemah waktu ditarik. Metoda desain
kapasitas diaplikasikan untuk menjamin agar pada saat rantai ditarik,
keruntuhan hanya terjadi ditampat yang diinginkan. Agar hal ini dapat
terelalisasi maka tempat-tempat lain yang tidak diinginkan runtuh harus diberi
kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kekuatan paling maksimum yang
mungkin termobilisasi pada tempat yang direncanakan runtuh.
Mekanisme keruntuhan
pada struktur beton betulang dapat terjadi melalui mekanisme lentur tarik,
lentur tekan, geser, tarik diagonal, kegagalan angkur, kegagalan lekatan
tulangan, kegagalan tekan dan lain-lain. Diantara berbagai mekanisme tersebu,
mekanisme lentur tarik merupakan mekanisme yang dapat menghasilkan perilaku
yang paling daktil. Agar keruntuhan lentur yang terjadi dapat menghasilkan
perilaku histeresis yang stabil maka bentuk keruntuhan lainnya harus diupayakan
tidak muncul dalam perilaku yang dihasilkan. Hal ini hanya dapat dicapai dengan
merencanakan elemen-elemen atau mekanisme-mekamisme yang tidak diinginkan
mencapai kapasitasnya dengan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kekuatan paling maksimum yang mungkin termobilisasi pada elemen/mekanisme yang
diinginkan mencapai kapasitasnya. Hal ini dapat dicapai dengan merencanakan keruntuhan
dengan baik.
terima kasih,,, sangat membantu
BalasHapusApa saja bahan yang digunakan untuk tahan gempa selain Elemen baja
BalasHapuspenjelasan yang bagus untuk gambaran awal terkait dengan konsep mekanisme sendi plastis. terima kasih
BalasHapus